Minggu, 05 April 2015

Dialog Kipas Angin

( Di sebuah ruang, dinding - lantai - buku- meja - kursi saling menyapa.Saling menatap. Saling bergumam. Saling menuding. Kipas angin tetap saja bising berputar-putar di langit )
Duduk dalam narasi pucat. Berbincang sambil menawan secangkir teh di tangan. Dengan pikiran untuk saling mencaci dan melarikan diri. Meski tubuh diam, seperti aksara kapital, kaku dan jarang berkawan dengan penyair. Kepengen lepas dari kungkungan ....
meja : " menjadi cuaca lebih buruk ketimbang jadi pikiran manusia yang melasat lesat dan merepotkan"
dinding : "aku sudah sedari malam kedinginan dan kalian masih tak gusar pada cuaca....mungkin buku-buku lebih menikmati dirinya ketimbang tidur"
Buku : "bagaimana kau bilang aku lebih asyik dan khusyuk ketimbang kalian ....aku seperti bom yang lama tak meledak, meski detik tetap berjalan. aku lebih gusar....mengerti semua peristiwa dalam tubuhku. pengen rasanya muntah ..."
lantai : "berdecit setiap napasku. Pengen aku jalan-jalan ke mimpi -mimpi manusia. merusak tatanan pikiran dalam sehari dan mengacaukan  keinginan yang belum tercapai dalam dunia bawah sadar mereka. dan itu lebih nakal dari elektron-elektron di tubuh mereka yang sering main petak umpet"
(Buku, meja, kursi, lantai menatap kipas angin yang tak mau berhenti ) 
kipas angin : "kalian ....jangan menatapku!! aku hanya kepengen satu ...tolong hentikan aku. aku lelah sekali. marahi saja cuaca yang menganggap keren saat dia saling adu jotos dengan hujan"
Lalu semua diam ....kipas angin terus bergumam sendiri. mengumpat sendiri. berteriak sendiri.
dan waktu masih tik tok tik tok tik tok ......
(kipas angin mulai gemar ber-monolog)


1 komentar:

  1. Kipas anginnya pngn taj ganti ac aja mbk..biar sepoy..sepiyyy

    BalasHapus

Manusia (tidak) Bebas

Malam itu angin bergerak binal. Habis hujan dan jalanan aspal sudah mulai agak kering. Basah, beberapa dedaunan yang rimbun di pinggir jalan...