Rabu, 08 Mei 2024

REBORN!


"Tidakkah rutinitas yang terlalu banyak akan merenggut gelora dan spontanitas dalam hidup?" (James Clear)

Aku bukan 'morning person', aku payah dalam menghitung, aku payah dalam mengingat nama orang, aku tak tegaan, aku sangat payah dalam memasak dan masih banyak lagi kepayahanku yang lain. Dalam situasi paling kritis dalam hidupku pun aku tak bisa memikirkan diriku sendiri. Untuk mengenal diri sendiri, identitas  sebagai manusia dapat kita lihat dari kebiasaan yang dilakukan. Perubahan identitas adalah kiblat untuk perubahan kebiasaan, demikian ungkap James Clear dalam bukunya Atomic Habits terbitan Gramedia  tahun 2019.

Bukannya sedang gundah dalam pencarian identitas diri, namun saya tergelitik saat membaca buku ini beberapa bab dan sebenarnya yang James Clear coba ungkapkan sangat relevan oleh siapapun tanpa memandang umur. Setua ini saya sadar bahwa kebiasaan yang saya lakukan rutin setiap harinya akan membentuk sebuah identitas secara otomatis. Saya yang terbilang bukan 'morning person' tapi juga terbilang tidak pernah terlambat seharipun dalam hidup saya saat bekerja. Saya termasuk disiplin perihal  waktu meski tak bisa dianggap pula teladan dalam hal discipline manner. Untuk beberapa hal yang tidak saya sukai, saya cenderung berani membangkang dan tak mau pura-pura patuh sepenuhnya. Itulah kelemahan saya, saya tidak bisa 100% disiplin dalam segala hal.

Konyolnya, ketika membaca buku ini saya dengan spontan mengangguk dan mengiyakan beberapa kalimat kunci yang sering saya garis bawahi karena yang dikatakan James Clear bukan omong kosong belaka. Buku ini sebenarnya lebih mengungkapkan bahwa kebiasaan-kebiasaan kecil, perbaikan kecil meski 1% namun jika hal baik ini kita lakukan secara kontinyu akan membawa dampak yang luarbiasa. Masalahnya, selama dalam prosesnya, sistem yang  dibentuk perlu keyakinan yang kuat untuk mencapai sasaran atau tujuan kita. 

Sial, enak ya sebenarnya ketika mendengar hasil atau pencapaian-pencapaian yang luar biasa para tokoh, artis, atlet yang telah mencapai sasarannya dengan sebuah prestasi dan segala kesuksesannya. Tanpa kita tahu, dibalik kesuksesan tersebut terdapat sistem atau proses yang sangat gila. Dilakukan secara perlahan, rutin, meski hal tersebut remeh dan dipandang sebelah mata dan butuh waktu yang tidak sebentar.

 Pada awalnya, rutinitas sangat kecil ini terkesan tak bermakna, tapi sejalan dengan waktu akan saling membangun dan menjadi bahan bakar untuk kemenanggan-kemenangan lebih besar yang berlipat ganda sampai tingkat uang jauh lebih besar daripada biaya investasi awal. Seorang penulis akan menulis secara rutin setiap hari untuk sebuah bukunya, seorang yang concern akan kesehatan akan jogging setiap paginya agar membentuk tubuh bugarnya, seorang lelaki yang berhenti merokok, suatu saat dapat menolak ajakan teman dengan "maaf, saya bukan perokok".

Pada praktiknya, kegagalan-kegagalan muncul sebelum semua proses dijalani dengan sempurma. Saya sering membuat outline buku yang akan saya tulis. Niat bulat terlihat dari kerangka yang manis tertulis di layar laptop, lengkap dengan schedule di kertas notice warna-warni yang kutempel di meja kantor. Dalam hitungan minggu, angka-angka lewat begitu saja di kalender dan tulisanku berhenti begitu saja. Ini sering terjadi, bukan hanya saat membuat target sebuah buku. Beberapa perilaku habitual yang ingin kucapai sering terlaksana beberapa hari saja dan setelahnya saya merasa itu akan menjadi sebuah gangguan saja. Mencoba, gagal. belajar, mencoba lagi cara lain akan membentuk sebuah penguatan-penguatan diluar sadar dan hal-hal yang merasa tak berguna tersebut pelan-pelan hilang. Begitulah kebiasaan terbentuk.

Hal yang sudah terlaksana yang semula berjalan tak begitu bagus, lambat laun menjadi kebiasaan yang berjalan secara otomatis di rumah. Setelah ibadah magrib, saya dan anak kecil saya tak lupa mengaji. Setelah mengaji, dia akan siap bersama saya dengan buku yang sudah saya siapkan di meja kecilnya. List buku-buku untuknya memang sudah saya siapkan. Saya juga demikian, momen 'no HP' dan waktu khusus untuk membaca sudah menjadi rumus dan berjalan secara otomatis. Baru-baru ini saya juga memulai kebiasaan baru dengan menyediakan toples kecil yang kutulis 'Anak yatim', peraturannya anak-anak setiap hari menyisakan uangnya meski 500 rupiah untuk dimasukkan ke toples. Pada akhir bulan nanti kita kumpulkan dan kita masukkan ke masjid. Hal tersebut sebenarnya sudah lama ada di angan, hanya saja baru benar-benar kulakoni baru-baru ini. 

Tidakkah rutinitas yang terlalu banyak akan merenggut gelora dan spontanitas dalam hidup? Justru gelora itu muncul saat kegagalan-kegagalan muncul dan semua yang direncanakan tidak berjalan baik. Kacau, kecewa, dan muncul perasaan tak berguna adalah percikan-percikan gila yang mengganggu intensitas kemapanan. Einstein bilang, gila jika kau melakukan hal yang sama namun menginginkan hasil yang berbeda. Itu kenapa kita terus belajar, mencoba lagi dengan segala perbaikan dan perubahan. Dentuman-dentuman kecil itu mustahil terlewat dalam hidup, dan kau akan diuji dengan mengulang-ulang upayamu sampai kau gila.

Sasaran atau target? saya tidak terlalu memusingkannya. Saya akan menikmati prosesnya dan menjaga ritmenya. Setelah semua yang kita rencanakan berjalan baik, aku akan merasa lega seperti kau baru saja mandi dan merasakan segar seolah terlahir kembali.

(Solo, 9/5/2024)



 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Manusia (tidak) Bebas

Malam itu angin bergerak binal. Habis hujan dan jalanan aspal sudah mulai agak kering. Basah, beberapa dedaunan yang rimbun di pinggir jalan...