Aku suka duduk di pojok belakang.
Mepet dinding dan tak terlihat. Aku suka diam, bersandar di tembok dan merasakan betapa dingin tubuhnya, hangat degupnya
Aku akan menempelkan pipi dan telingaku, sambil menguping apa yang dibicarakan orang lain. Tentu aku lebih diam dari tembok itu sendiri. Dinding ini tidak angkuh dan kita sudah berteman lama. Ya, kan?
Aku bisa menyatu dengannya. Aku bisa memejamkan mata berjam-jam di kelas. Tentu, karena aku suka diam. Aku tak suka bicara, aku malas melihat ... aku suka mendengar degup jam dinding. Tentu, karena aku biasa menunggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar