Ku senang-senang saja hanya melihat punggungmu dari belakang. Kata Ibu, punggung lebar itu siap menerima hujan dari langit. Siap memelukmu saat malam. Siap menampung air matamu, dan kuat menerima beban hidup yang gila ini.
Tapi anakmu ini, tak punya punggung itu, bu! Punggungku bungkuk. Tubuhku kurus, tak berlemak. Punggungku tidak tegap seperti bapak. Dan benar saja, aku sudah sinting saja hidup seperti ini
Lelaki berpunggung lebar itu tak menoleh. Dia hanya lewat dan pergi menghilang di punggung malam. Gelap menelan neraka di ujung jalan dengan congkak. Tuhan sengaja mengecat hitam pada langit agar tubuhku hilang dan lumat tertelan malam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar