Selasa, 13 Mei 2025

Takdir Seorang Pemimpi

Alarm berdering. Tubuh mulai menggeliat. Membersihkan sisa mimpi semalam. Kau tahu, wajahmu hanya muncul samar-samar. Lebih jelas namamu yang kutulis dalam kontak telpon.

'Jangan hubungi aku. Abaikan saja saat berpapasan'. Pesan itu yang terakhir kau kirim. Sepaginya, kubiarkan kopi pahit yang kubenci tersaji di atas meja. Kuteguk dan kutemukan nasib sial terasa di lidah.

Andai takdir bisa kukarang, maka pertemuan X dan Y dalam genomku, akan kupertemukan sesuka hati, dengan tarian sepasang kromosom yang bergelimang cinta.

Aiih, jika itu karanganku saja ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Manusia (tidak) Bebas

Malam itu angin bergerak binal. Habis hujan dan jalanan aspal sudah mulai agak kering. Basah, beberapa dedaunan yang rimbun di pinggir jalan...