Senin, 20 Oktober 2014

MEMOAR #2




(1)
Ada sebagian tubuhku yang hilang ...... entah kemana.
Bukan karena residu atas kekecewaan atas hidupku saat ini.
Keberadaan yang inkonsisten sebagai seorang perempuan...
Merasa gagal sebelum menjalani secara utuh cita-cita yang sederhana, tidak muluk, namun menguras hati dan pikiran.
Sekilas semua beranjak dari ketidak mapanan tekad dalam menjalani waktu demi waktu yang menggerus wajah
Terombang ambing antara pasrah dan tak berdaya,
Mencoba tegak meski letih
Kadang tertawa sendiri karena bahasa terlalu satir untuk diucap
Seperti guyonan yang menyakitkan,
Selebihnya tak ada ampun atas kekecewaan dan masa lalu
Jika ada mesin penghapus jejak , mungkin tak sekeras ini aku mengelak
Bahwa aku bahagia disaat aku dengan kekanak-kanakanku,
Lugu dengan kerasionalan berpikir, “aku dan bukan dengan tanpa sadar”

(2)
Jika bertahan pada salah dan benar... mungkin aku berada diantara dua titik itu.
Terlambat untuk menjadi tahu,  mengiba pada yang kuasa,
Nah itulah semestinya,  tapi aku hanya berdiri dan pergi
Pada suatu waktu suatu ruang dan kejadian

Mimpi....kombinasi antara kenyataan, fantasi, emosi
dan santap malammu...
sadar penuh atas cinta, penderitaan serta agama
dan agama lahir di negeri ini dengan berdiri gagah diantara keduanya,
aku sedang menuju penyangkalan atas derita sebuah humanitas,
dan masih diam...
seperti debu yang siap terenggut!
( oktober 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Manusia (tidak) Bebas

Malam itu angin bergerak binal. Habis hujan dan jalanan aspal sudah mulai agak kering. Basah, beberapa dedaunan yang rimbun di pinggir jalan...